Akurat dan Terpercaya
Guru, UT  

Tugas 2 Pendidikan Anak di SD dan Pembahasan

Hai pengunjung Osnipa, berikut ini kami akan membahas pertanyaan yang masuk di komentar Osnipa. Kali ini kami akan memposting Tugas 2 Pendidikan Anak di SD dan Pembahasan. Semoga bermanfaat.

Tugas 2 Pendidikan Anak di SD dan Pembahasan

1. Inovasi dalam pendidikan anak di sekolah dasar dilakukan dalam rangka menjawab tantangan yang dihadapi dan memperbaiki kualitas pendidikan. Mengapa inovasi pendidikan dianggap dapat meningkatkan kualitas pendidikan anak di sekolah dasar?

Pembahasan:

Karena inovasi merupakan suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan sungguh-sungguh sehingga akan meningkatkan kualitas pendidikan anak di sekolah dasar.

2. Inovasi dalam pendidikan anak di sekolah dasar dilakukan dalam rangka menjawab tantangan yang dihadapi dan memperbaiki kualitas pendidikan. Inovasi apa sajakah yang sudah dilakukan dalam pendidikan dan bagaimana dampaknya sekarang?

Pembahasan:

Inovasi pendidikan yang sudah dilakukan dan dampaknya
1. Bidang Kurikulum: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dampaknya setiap satuan pendidikan harus mampu mengembangkan kurikulum dan silabus sendiri yang sesuai dengan potensi anak, sekolah dan karakteristik lingkungan masing-masing.
2. Bidang Pembelajaran: Quantum Learning (QL). Dampaknya dengan quantum learning anak tidak dijejali dengan pemberian materi pelajaran dari guru, tetapi yang lebih penting bagaimana agar anak itu mengembangkan kemampuan berpikir, imajinasi kreatif, sikap optimis, emosi dan perasaan sukses atau berhasil untuk menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru.
3. Bidang Manajemen: Manajemen Berbasis Sekolag (MBS). Dampaknya setiap sekolah memiliki ciri-ciri mandiri, seperti yang ditunjukkan dalam pemilihan visi, misi, tujuan dan program-program prioritas yang berbeda-beda dalam pengembangan dan keunggulan sekolah secara keseluruhan.

3. Inovasi dalam pendidikan anak di sekolah dasar dilakukan dalam rangka menjawab tantangan yang dihadapi dan memperbaiki kualitas pendidikan. Mengapa inovasi yang dilakukan dalam pendidikan belum tentu berhasil ?

Pembahasan:

4. Sebuah fenomena manusia gerobak,yaitu sebuah keluarga yang hidup dalam gerobak barang rongsokan, berkeliling mencari barang rosok untuk dijual pada pengepul. Anak-anak selalu ikut kemanapun orang tuannya mencari barang rosok sehingga tidak sekolah dan kesehatan yang buruk.
a. Bagaimana dengan hak mendapatkan pendidikan anak-anak tersebut ?

Pembahasan:

b. Irang tua yang tidak dapat memberikan pendidikan karena alasan ekonomi apakah dianggap melanggar hukum? Mengapa?

Pembahasan:

c. Bagaimana penyelesaian terbaik kasus tersebut?

Pembahasan:

Pembahasan ini merupakan hasil diskusi dari tim Osnipa. Jadi, jadikan sebagai referensi saja dalam menjawab soal. Semoga bermanfaat.

Responses (4)

  1. 1. Kasus:
    Pak Karta adalah guru yang mengajar di Kelas V. Pada kegiatan penilaian pembelajaran, Pak Karta
    mengembangkan instumen penilain untuk mengukur hasil belajar siswanya. Instrumen yang
    dikembangkan tersebut berbentuk tes pilihan ganda sebanyak 15 item soal.
    Berdasarkan kasus tersebut, apabila Pak Karta menggunakan 4 buah pilihan jawaban dengan maksud
    untuk meningkatkan kualitas validitas isi instrumen tersebut, apakah tindakan tersebut sudah tepat?
    Kemukakan alasan Anda!

    2. Bu Rita mengembangkan dua buah perangkat instrumen tes yaitu Tes 1 dan Tes 2. Setelah dilakukan
    analisis diperoleh informasi bahwa koofesien reliabilitas Tes 1 sebesar 0,65 sementara koefisien
    reliabilitas Tes 2 sebesar 0,56. Berilah kesimpulan Anda terkait dengan kasus kedua pengakat tes
    tersebut.

    3. Sebuah data hasil penilaian dari salah satu item dengan menggunakan tes pilihan ganda disajikan sebagai
    berikut.

    Pilihan Jawaban A B C D
    Banyaknya siswa
    10. 13. 22. 5
    yang memilih

    Berdasarkan data tersebut, jika kunci jawabannya adalah “A”, maka tentukanlah tingkat kesukaran item
    tersebut!

    4. Situasi dalam kegiatan pembelajaran:
    Bu Seno adalah seorang guru kelas IV. Pada pelaksanaan kegiatan penilaian pembelajaran di kelasnya
    dia menyusun tahapan-tahapan pelaksanaan penilaiannya dengan baik. Pada pelaksanaan penilaian Bu Seno menyusun pedoman pengskoran agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Selain menilai
    kognitif, Bu Seno juga melakukan penilaian aspek lainnya seperti sikap dan keterampilan siswanya.
    Berdasarkan kasus tersebut, prinsip apakah yang diterapkan oleh Bu Seno dalam melaksanakan
    penilaian? Sertakan bukti yang menunjukkan prinsip tersebut pada situasi kasus yang diceritakan!

    5. Apakah yang dimaksud dengan pengayaan dalam kegiatan penilaian?

  2. 1. Kasus:
    Pak Karta adalah guru yang mengajar di Kelas V. Pada kegiatan penilaian pembelajaran, Pak Karta
    mengembangkan instumen penilain untuk mengukur hasil belajar siswanya. Instrumen yang
    dikembangkan tersebut berbentuk tes pilihan ganda sebanyak 15 item soal.
    Berdasarkan kasus tersebut, apabila Pak Karta menggunakan 4 buah pilihan jawaban dengan maksud
    untuk meningkatkan kualitas validitas isi instrumen tersebut, apakah tindakan tersebut sudah tepat?
    Kemukakan alasan Anda!
    .
    2. Bu Rita mengembangkan dua buah perangkat instrumen tes yaitu Tes 1 dan Tes 2. Setelah dilakukan
    analisis diperoleh informasi bahwa koofesien reliabilitas Tes 1 sebesar 0,65 sementara koefisien
    reliabilitas Tes 2 sebesar 0,56. Berilah kesimpulan Anda terkait dengan kasus kedua pengakat tes
    tersebut.
    .
    3. Sebuah data hasil penilaian dari salah satu item dengan menggunakan tes pilihan ganda disajikan sebagai
    berikut.

    Pilihan Jawaban A B C D
    Banyaknya siswa
    10. 13. 22. 5
    yang memilih

    Berdasarkan data tersebut, jika kunci jawabannya adalah “A”, maka tentukanlah tingkat kesukaran item
    tersebut!
    .
    4. Situasi dalam kegiatan pembelajaran:
    Bu Seno adalah seorang guru kelas IV. Pada pelaksanaan kegiatan penilaian pembelajaran di kelasnya
    dia menyusun tahapan-tahapan pelaksanaan penilaiannya dengan baik. Pada pelaksanaan penilaian Bu Seno menyusun pedoman pengskoran agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Selain menilai
    kognitif, Bu Seno juga melakukan penilaian aspek lainnya seperti sikap dan keterampilan siswanya.
    Berdasarkan kasus tersebut, prinsip apakah yang diterapkan oleh Bu Seno dalam melaksanakan
    penilaian? Sertakan bukti yang menunjukkan prinsip tersebut pada situasi kasus yang diceritakan!
    .
    5. Apakah yang dimaksud dengan pengayaan dalam kegiatan penilaian?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *