Hai adik-adik kelas 4 SD, berikut ini Osnipa akan membahas materi tentang tokoh-toko dalam cerita fiksi. Pembahasan akan fokus kepada Menemukan Tokoh-Tokoh Cerita “Terjadinya Selat Bali”.
Anak-anak hebat, apakah ada dari kalian yang berasal dari Pulau Bali? Atau mungkin pernah berwisata ke sana?
Nah, Anak-anak hebat, Pulau Bali dan Pulau Jawa sangat berdekatan, keduanya dihubungkan oleh sebuah selat yang bernama Selat Bali. Kita dapat menyebrangi Selat Bali dengan menggunakan kapal feri.
Tahukah kamu kalau asal usul terjadinya Selat Bali diceritakan dalam sebuah cerita legenda. Bagaimana ceritanya? Kita baca bersama pada tautan berikut ini yuk!
Cerita Terjadinya Selat Bali
Manik Angkeran adalah putra Sidhimantra, seorang Brahmana. Manik Angkeran dan ayahnya tinggal di Kerajaan Daha, Bali saat Pulau Bali belum terpisah dengan Pulau Jawa. Manik Angkeran suka sekali menghambur-hamburkan harta orang tuanya.
Berulang kali Sidhimantra menasihati anaknya. Namun, Manik Angkeran tidak mau mendengarkan nasihat ayahnya. Harta orang tuanya pun dihabiskan. Bahkan, dia berani berutang kepada orang lain. Pada akhirnya Manik dikejar-kejar penagih utang. Sidhimantra tidak tega. Hartanya sudah habis, tapi Sidhimantra tidak mau anaknya celaka.
Suatu saat, Sidhimantra mendapat petunjuk lewat mimpi untuk meminta pertolongan pada Naga Besukih di Gunung Agung. Naga Besukih adalah naga hijau besar, ekornya penuh dengan emas dan permata. Sidhimantra segera bergegas untuk menemui Naga Besukih di Gunung Agung.
Sidhimantra menjelaskan maksud kedatangannya kepada Naga Besukih. Sidhimantra meminta sedikit harta untuk membayar utang-utang Manik Angkeran. Naga Besukih bersedia untuk membagi sebagian hartanya. Naga Besukih mulai menggoyang-goyangkan ekornya, seketika beberapa emas dan permata pun rontok.
Sayangnya, harta yang didapat ayahnya kembali digunakan Manik Angkeran untuk berfoya-foya. Manik Angkeran yang kehabisan harta akhirnya mencari tahu tempat ayahnya mendapat harta. Seseorang memberitahunya bahwa Sidhimantra memperoleh harta dari Naga Besukih. Manik Angkeran segera menemui Naga Besukih di Gunung Agung seperti yang telah dilakukan ayahnya.
”Naga Besukih, sudilah kiranya kau bagi sedikit hartamu untuk membayar utang-utangku,” kata Manik Angkeran kepada Naga Besukih.
”Aku sudah memberi ayahmu, Sidhimantra emas dan permata. Apakah itu masih kurang?” kata Naga Besukih sedikit kesal.
”Aku mohon, beri aku sedikit lagi hartamu Naga Besukih yang murah hati,” mohon Manik Angkeran kepada Naga Besukih.
”Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu, asal kau berjanji tidak akan berfoya-foya lagi,” kata Naga Besukih.
Naga Besukih akhirnya luluh. Dia mulai menggoyangkan ekornya. Manik Angkeran silau melihat begitu banyak emas dan permata yang menempel di ekor Naga Besukih. Dia segera memotong ekor Naga Besukih dengan pedang. Namun, Naga Besukih berhasil menghindar. Dia segera menyemburkan api dari mulutnya sehingga Manik Angkeran terbakar menjadi abu. Sidhimantra yang melihat kejadian itu segera memohon kepada Naga Besukih untuk menghidupkan kembali Manik Angkeran.
”Wahai Naga Besukih, sudikah kau menghidupkan kembali anakku Manik Angkeran? Beri dia kesempatan untuk memperbaiki diri,” mohon Sidhimantra.
”Aku akan menghidupkan Manik Angkeran lagi. Tapi dengan satu syarat, Manik Angkeran tidak boleh pulang bersamamu. Dia harus tinggal bersamaku dan menjadi muridku. Aku akan mengajarkan dia menjadi orang yang baik dan berilmu.” Kata Naga Besukih sambil menghela napas.
”Baiklah, Naga Besukih. Aku serahkan anakku kepadamu untuk dididik menjadi anak yang baik,” jawab Sidhimantra.
Akhirnya, Manik Angkeran hidup kembali. Sidhimantra segera mengeluarkan tongkat dan membuat garis memisahkan dirinya dan anaknya. Garis itu mengeluarkan air yang deras dan memisahkan Gunung Agung dengan sekitarnya. Sampai sekarang, garis itu dikenal sebagai Selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali.
1. Sebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita berjudul ”Terjadinya Selat Bali”!
Pembahasan:
Tokoh dalam cerita “Terjadinya Selat Bali”: Manik Angkeran, Sidhimantra, dan Naga Besukih.
2. Tuliskan tokoh antagonis yang terdapat dalam cerita berjudul ”Terjadinya Selat Bali”!
Pembahasan:
Tokoh Antagonis dalam cerita “Terjadinya Selat Bali”: Manik Angkeran
3. Tuliskan tokoh protagonis yang terdapat dalam cerita berjudul ”Terjadinya Selat Bali”!
Pembahasan:
Tokoh protagonis dalam cerita “Terjadinya Selat Bali”: Sidhimantra dan Naga Besukih
4. Carilah sebuah cerita rakyat yang berasal dari daerahmu. Bercerita tentang apa cerita rakyat tersebut? Siapa saja tokoh-tokoh yang terdapat di dalamnya? Tuliskanlah tokoh protagonis dan antagonis pada cerita tersebut!
Pembahasan:
Putri Keong Mas
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang janda dan anak laki-lakinya yang bernama Ceceng. Mereka tinggal di sebuah gubuk tua yang didirikan di atas tanah sewaan, dari seorang tuan tanah. Suatu hari, ibu Si Ceceng sakit. Semakin hari sakit ibu Si Ceceng bertambah parah. Akhirnya, ibu Si Ceceng mengembuskan napas terakhirnya. Kini, Si Ceceng tinggal sendirian.
Keesokan harinya datanglah tuan tanah menagih uang sewa tanah. Si Ceceng memohon kepada tuan tanah untuk menangguhkan pembayarannya. Namun, tuan tanah sangat marah. Kemudian disuruhnya Si Ceceng mengerjakan sawahnya, sebagai ganti pembayaran sewa tanah. Permintaan tuan tanah disanggupinya sebagai pengganti utangnya.
Pada suatu hari, ketika Si Ceceng sedang mencangkul di sawah. Ia melihat seekor keong emas. Ia mengambilnya dan membawanya pulang. Setibanya di rumah, keong itu diletakkan di dalam tempayan dan ditutupnya dengan rapi. Kemudian ia kembali lagi ke sawah, meneruskan pekerjaannya yang tertunda. Hingga sore hari, ia tetap berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Alangkah terkejutnya Si Ceceng, ketika melihat rumahnya tampak rapi dan bersih. Tidak hanya itu, makanan dan minuman juga tersedia. Siapa gerangan yang telah memasak? Tanpa ragu, akhirnya Si Ceceng pun menghabiskan seluruh makanan dan minuman yang ada.
Si Ceceng tidur lebih awal dari biasanya. Keesokannya, ia segera pergi ke sawah seperti biasanya. Ia pun kembali pulang di sore harinya. Rasa lelah segera musnah, makanan dan minuman kembali terhidang`, seperti hari kemarin. Ia pun tanpa ragu menyantapnya dengan lahap. Begitu seterusnya. Akhirnya, ia pun bertekad untuk menyelidikinya.
Pada suatu hari, Si Ceceng melihat seorang gadis keluar dari tempayannya. Melihat hal itu, Si Ceceng segera mendekati si gadis tersebut. Si gadis sangat terkejut. Selanjutnya, gadis itu segera menceritakan riwayat hidupnya kepada Si Ceceng. Dia adalah seorang bidadari yang dikutuk menjadi seekor keong. Singkat cerita, mereka pun menikah dan hidup bahagia, sampai mendapatkan seorang putri yang bernama Sri Nawangsih.
Kebahagiaan rumah tangga Si Ceceng tidak bertahan lama. Si istri dengan tak sengaja menemukan pakaian bidadarinya yang dulu hilang. Ia pun terbang ke kahyangan dan kembali ke tempat asalnya. Sudah menjadi takdir sang dewa, si Ceceng tak kuasa menahan istrinya lebih lama lagi di dunia. Semenjak kepergian istrinya, Si Ceceng hidup sendiri membesarkan seorang putri, buah hati yang ditinggalkan istri terkasih yang tak pernah kembali.
Tokoh dalam cerita tersebut: Ceceng, Tuan tanah, dan Putri Keong Mas.
Tokoh portagonis dalam cerita tersebut: Ceceng dan Putri Keong Mas.
Tokoh antagonis dalam cerita tersebut: Tuan tanah.
Demikian pembahasan Osnipa mengenai Tokoh-Tokoh Cerita “Terjadinya Selat Bali”. Semoga bermanfaat.
Terima kasih banyak osnipa