Akurat dan Terpercaya
UT  

Soal UAS THE Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK4302) Tahun 2023

Soal UAS THE Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK4302) Tahun 2023

OSNIPA.COM – Hai pengunjung Osnipa, berikut ini kami akan membahas soal mengenai Soal UAS THE Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK4302) Tahun 2023. Jadikan pembahasan ini sebagai referensi dalam menjawab soal. Semoga bermanfaat.

Soal UAS THE Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK4302) Tahun 2023

1. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau. Dengan kondisi tersebut, terdapat sekolah yang berlokasi di pedalaman dengan minimnya akses transportasi. Selain itu, terdapat sekolah dengan kondisi bangunan yang tidak layak untuk digunakan atau bahkan mengalami kerusakan parah sehingga beberapa ruang kelas tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya sehingga, ruang kelas yang digunakan untuk proses pembelajaran menjadi berkurang. Selanjutnya, jumlah guru yang lebih sedikit dari jumlah kelas masih sering ditemukan. Salah satu faktor penyebabnya karena masih relatif kecil minat guru yang siap ditugaskan di daerah terpencil. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) diperlukan. Mengacu pada situasi tersebut, jelaskan hasil analisa Anda tentang alasan diterapkannya PKR!

Pembahasan:
Mengacu kepada situasi tersebut, ada tiga alasan diterapkannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
1. Alasan Geografis
Disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau. Dengan kondisi tersebut, terdapat sekolah yang berlokasi di pedalaman dengan minimnya akses transportasi.
2. Terbatasnya Ruang Kelas
Masalah lain yang dihadapi adalah terbatasnya ruang kelas yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Beberapa sekolah mungkin mengalami kondisi bangunan yang tidak layak atau bahkan mengalami kerusakan parah sehingga sejumlah ruang kelas tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini mengakibatkan ruang kelas yang tersedia menjadi berkurang. Dalam hal ini, PKR menjadi solusi yang memungkinkan penggunaan sumber daya yang ada dengan efisien. Dengan menggabungkan beberapa kelas dalam satu ruang yang masih dapat digunakan, PKR memungkinkan pembelajaran yang tetap berlangsung meskipun terbatasnya ruang kelas yang tersedia.
3. Kurang Guru
Kurangnya jumlah guru dibandingkan jumlah kelas merupakan tantangan serius dalam penyediaan pendidikan di daerah terpencil. Masih relatif sedikit minat guru untuk ditugaskan di daerah terpencil menjadi faktor penyebabnya. Sulitnya mencari guru yang bersedia mengajar di daerah terpencil dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti minimnya fasilitas, keterbatasan sarana transportasi, biaya hidup yang tinggi, serta keterbatasan peluang untuk pendidikan dan pelatihan lanjutan. PKR menjadi solusi dengan memungkinkan seorang guru mengajar beberapa kelas dalam waktu yang bersamaan.

2. SD Mekarsari merupakan salah satu sekolah yang memiliki keterbatasan jumlah guru. Sekolah tersebut memiliki tiga guru dan jumlah siswa setiap kelasnya lebih dari 20. Dengan demikian dilakukan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Bu Ratih ditugaskan untuk mengajar kelas V dan kelas VI. Suatu hari, Bu Ratih akan membelajarkan Matematika di kelas V dengan topik “Skala Pada Denah” dan pelajaran IPA dengan topik “Cara Makhluk Hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan”.
Berdasarkan kasus Bu Ratih:
a. Tentukan model PKR yang paling sesuai dan jelaskan mengapa model tersebut paling ideal untuk diterapkan!
b. Rancanglah pengelolaan kelas Bu Ratih sesuai dengan model yang dipilih dalam bentuk sebuah bagan lengkap dengan langkah dan waktu pembelajaran selama 80 menit! Sertakan penjelasan kegiatan pembelajaran tersebut.

Pembahasan:
A. Tentukan model PKR yang paling sesuai dan jelaskan mengapa model tersebut paling ideal untuk diterapkan!

Dalam kasus Bu Ratih di SD Mekarsari, dengan jumlah guru yang terbatas dan jumlah siswa yang relatif banyak, model PKR yang paling sesuai adalah Model Alternatif PKR Modifikasi (PKR 222) dengan 2 kelas, 2 mata pelajaran, dan 2 ruangan.
Alasan model PKR 222 paling ideal adalah sebagai berikut:
(1) Jumlah siswa masing-masing kelas yang lebih dari 20 orang tidak memungkinkan untuk dijadikan 1 kelas.
(2) Dua pelajaran yang berbeda dan dua topik yang berbeda juga menjadi alasan mengapa model yang dipilih adalah PKR 222.
(3) Dengan menggunakan dua ruangan yang berbeda, Bu Ratih dapat mengajar kedua kelas secara bersamaan tanpa mengganggu satu sama lain. Hal ini penting untuk memastikan setiap kelas dapat fokus pada pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
(4) Dalam model PKR 222, Bu Ratih dapat membagi waktu secara proporsional antara mengajar Matematika dengan topik “Skala Pada Denah” di kelas V dan mengajar IPA dengan topik “Cara Makhluk Hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan” di kelas VI. Hal ini memungkinkan Bu Ratih untuk menyampaikan materi secara efektif dan memastikan bahwa kedua mata pelajaran tercakup dengan baik.

3. Pembelajaran harus dilakukan secara efektif, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian seorang pendidik perlu memahami model-model interaksi dalam kegiatan PKR. Secara umum terdapat dua model pembelajaran yang dapat dilakukan, yaitu Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS). Berdasarkan hal tersebut:
a. Jelaskan alasan penggunaan model PBAS ditinjau dari tujuan dan peran guru!
b. Jelaskan alasan penggunaan model PBMKS tipe Olah-Pikir Sejoli (OPS) ditinjau dari tujuan
dan peran guru!
c. Jelaskan alasan penggunaan model PBMKS tipe Tutorial Teman Sebaya (TTS) ditinjau dari
tujuan dan peran guru!

Pembahasan:
A. Jelaskan alasan penggunaan model PBAS ditinjau dari tujuan dan peran guru!

(1) Mendorong motivasi intrinsik:
Model PBAS mengacu pada dorongan belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Dengan memberikan otonomi kepada siswa untuk mencari dan mengolah informasi, model ini mendorong motivasi intrinsik siswa dalam belajar. Siswa merasa memiliki kendali atas pembelajaran mereka sendiri, yang dapat meningkatkan minat, keterlibatan, dan keinginan mereka untuk belajar.
(2) Meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab:
PBAS memberi siswa kesempatan untuk mengambil inisiatif dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Mereka belajar untuk menjadi mandiri, mengelola waktu dan sumber daya, serta bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil belajar mereka. Hal ini mempersiapkan siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang mandiri dan bertanggung jawab.
(3) Memperkuat pemahaman yang mendalam: Dalam PBAS, siswa secara aktif terlibat dalam mencari dan memproses informasi secara mendalam. Mereka menggali ide-ide pokok, membuat catatan, mengaitkan konsep-konsep, dan mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Proses ini memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam dan berarti tentang materi yang dipelajari.
(4) Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif: Dalam PBAS, siswa ditantang untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam mencari informasi, memecahkan masalah, membuat koneksi, dan mengungkapkan pemahaman mereka sendiri. Mereka belajar untuk bertanya pada diri sendiri, membuat analogi, dan menggunakan berbagai strategi untuk mendukung pemahaman mereka. Ini membantu mengembangkan keterampilan berpikir yang penting untuk kehidupan dan karier mereka di masa depan.
(5) Mengakomodasi beragam gaya belajar: Model PBAS memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk mengadopsi strategi dan pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing. Siswa dapat menggunakan berbagai sumber informasi, menciptakan ilustrasi atau diagram, dan menggunakan bahasa isyarat kontekstual untuk memfasilitasi pemahaman mereka. Hal ini memungkinkan guru untuk mengakomodasi kebutuhan dan preferensi belajar yang berbeda-beda.
b. Jelaskan alasan penggunaan model PBMKS tipe Olah-Pikir Sejoli (OPS) ditinjau dari tujuan
dan peran guru!

(1) Membangun kerja sama dan kolaborasi: OPS bertujuan untuk membangun kerja sama dan kolaborasi antara siswa. Dengan berpasangan dan berdiskusi, siswa belajar bekerja bersama, saling mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, dan mencapai kesepakatan bersama. Hal ini membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan kerja.
(2) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi: Melalui OPS, siswa berlatih dalam berkomunikasi secara efektif. Mereka belajar untuk menyampaikan pemikiran dan pendapat mereka dengan jelas dan terstruktur. Selain itu, mereka juga belajar mendengarkan dengan baik dan mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Ini membantu mereka meningkatkan kemampuan berkomunikasi verbal dan nonverbal.
(3) Meningkatkan pemahaman konsep: Dalam OPS, siswa secara aktif terlibat dalam diskusi dan berbagi ide dengan pasangan mereka. Proses ini membantu mereka memperdalam pemahaman mereka tentang konsep yang dipelajari. Dengan mempertimbangkan sudut pandang dan penjelasan dari teman sekelas, siswa dapat melihat berbagai perspektif dan memperluas pemahaman mereka tentang materi pelajaran.
c. Jelaskan alasan penggunaan model PBMKS tipe Tutorial Teman Sebaya (TTS) ditinjau dari
tujuan dan peran guru!

(1) Meningkatkan pemahaman siswa: Melalui TTS, siswa yang menjadi tutor memiliki kesempatan untuk mengajar dan menjelaskan konsep kepada siswa yang membutuhkan bantuan. Proses ini membantu siswa tutor memperdalam pemahaman mereka tentang materi pelajaran, karena mereka harus menguasai materi dengan baik agar dapat menjelaskannya dengan jelas kepada teman sebayanya.
(2) Mengembangkan keterampilan sosial: Dalam TTS, siswa yang menjadi tutor belajar untuk berkomunikasi dengan baik, menjadi pemimpin kecil, dan mengasah keterampilan sosial mereka dalam membantu dan mendukung siswa lain. Mereka juga belajar memahami kebutuhan individu dan bekerja secara kolaboratif.
(3) Meningkatkan kepercayaan diri: Menjadi tutor dalam TTS memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasakan keberhasilan dalam membantu orang lain. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan mengembangkan rasa tanggung jawab serta kemampuan kepemimpinan.

4. Pak Roni mengajar kelas rangkap di kelas II dengan muatan pelajaran Bahasa Indonesia dan kelas III dengan muatan pelajaran PPKn. Kompetensi Dasar (KD) Bahasa Indonesia adalah “Menentukan kata sapaan dalam dongeng secara lisan dan tulis”. Sedangkan KD PPKn adalah “Mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga” Berikut merupakan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan:
Indikator Bahasa Indonesia:
− Memahami kata sapaan
− Memahami ciri-ciri kata sapaan
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia:
− Siswa dapat memahami kata sapaan
− Siswa dapat memahami ciri-ciri kata sapaan
Indikator PPKn:
− Mengenal kewajiban sebagai anggota keluarga
− Mengenal hak sebagai anggota keluarga
Tujuan Pembelajaran PPKn:
− Siswa dapat mengenal kewajiban sebagai anggota keluarga
− Siswa dapat mengenal hak sebagai anggota keluarga
Berdasarkan rancangan pembelajaran Pak Roni:
a. Bagaimana penilaian Anda mengenai rancangan pelaksanaan PKR ditinjau dari rumusan indikator dan tujuan pembelajaran?
b. Rumuskan minimal 2 indikator dari setiap muatan pembelajaran yang mengacu pada KD yang telah ditetapkan!
c. Rumuskan minimal 2 tujuan pembelajaran yang lengkap (ABCD) dari setiap muatan pembelajaran yang mengacu pada KD yang telah ditetapkan!
d. Rancanglah pengalaman belajar yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup
dengan memanfaatkan potensi lingkungan dengan tepat dengan alokasi waktu 2 jam
pembelajaran (70 menit)

Pembahasan:

Demikian pembahasan mengenai Soal UAS THE Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK4302) Tahun 2023. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *