Akurat dan Terpercaya
UT  

Soal Pendidikan Lingkungan Hidup (PEBI4223) dan Pembahasan Tahun 2022

Soal Pendidikan Lingkungan Hidup (PEBI4223) dan Pembahasan Tahun 2022

OSNIPA.COM – Hai pengunjung Osnipa, berikut ini kami akan membahas Soal Pendidikan Lingkungan Hidup (PEBI4223) dan Pembahasan Tahun 2022. Jadikan pembahasan ini sebagai referensi ya. Semoga bermanfaat.

Soal Pendidikan Lingkungan Hidup (PEBI4223) dan Pembahasan Tahun 2022

1. a. Sampah rumah tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sampah organik atau disebut juga sampah basah ialah jenis sampah yang mengandung air, seperti sisa sayuran dan sisa buah. Sampah anorganik dikenal sampah kering seperti plastik, dan kaleng. Deskripsikan bagaimana cara memperlakukan sampah Anda dalam kehidupan sehari-hari!

Pembahasan:
Cara saya memperlakukan sampah rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari:
Saya memilah dan memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik ditaruh di lubang dan ditutup dengan rapat sehingga menjadi kompos. Setelah menjadi kompos, dipergunakan sebagai pupuk tanaman di rumah. Sampah anorganik yang bisa didaur ulang, saya daur ulang. Botol plastik kemasan yang bisa dijual, dikumpulkan untuk dijual kepada pengepul. Sedangkan sampah anorganik yang tidak bisa didaur ulang maupun dijual, dibuang ke tempat pembuangan sampah milik pemerintah.

b. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup ialah memperbaiki lingkungan sehingga bersahabat dengan lingkungan hidup . Evaluasi lah bahwa perlakukan sampah Anda sesuai dengan tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup?

Pembahasan:
Perlakuan saya terhadap sampah rumah tangga yang saya lakukan, menurut saya sudah sesuai dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup. Melakukan penanggulangan sampah dengan melakukan pengolahan sampah, tentu akan mampu mengurangi pencemaran (kerusakan) lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Hal ini sesuai dengan Pendidikan Lingkungan Hidup yang berupaya mengubah perilaku dan sikap serta kesadaran masyarakat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan sehingga dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

2. Luas lahan landfill Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah suatu kota sekitar 30 hektar. Jumlah penduduk di kota tersebut sekitar 3 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk 0,5% per tahun. Volume sampah yang dihasilkan 4.400 m3 per hari.

a. Simpulkan kemampuan lahan TPA tersebut dalam mendukung timbunan sampah tersebut?

Pembahasan:
Maaf, kami tidak menemukan di modul untuk pembahasan ini. Jika ada yang menemukan, silakan berbagi melalui kolom komentar di bawah 🙁
Update: Ada beberapa pengunjung Osnipa yang membagikan pembahasan di komentar, silakan dipilih mana yang sehati 🙂

b. Jelaskan keterkaitan timbunan sampah di landfill TPA suatu kota merupakan peristiwa pemanasan global!

Pembahasan:
Timbunan sampah di landfill TPA suatu kota tentu akan menghasilkan berbagai macam gas. Salah satu gas yang dihasilkan adalah gas CH4 atau yang sering disebut dengan gas metana. Sampah yang menumpuk di TPA tanpa diolah akan menghasilkan gas metana dalam jumlah yang besar. Gas metana ini akan terlepas ke udara. Hal ini akan menyebabkan efek rumah kaca yang berimbas pada pemanasan global.

3. Suatu perkampungan dengan penduduk padat di DKI Jakarta seperti di daerah Kampung Melayu, selalu menjadi langganan banjir berhari-hari bila terjadi musim hujan.

a. Analisislah penyebab banjir akibat perilaku masyarakat dan dampak banjir terhadap kesehatan masyarakat!

Pembahasan:
Penyebab banjir pada musim hujan seperti yang terjadi di Kampung Melayu, DKI Jakarta karena kelalaian manusia. Padatnya penduduk yang tinggal di kampung melayu, menyebabkan kurangnya daerah resapan air. Hal ini terjadi karena lahan sebagian besar sudah dibangun rumah. Air yang tidak bisa meresap ini, tentu akan menyebabkan banjir. Selain itu, budaya dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih sangat kurang. Mereka masih sering membuang sampah sembarangan. Salah satu tempat pavorite masyarakat membuang sampah, adalah sungai dan selokan. Hal ini tentu menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai maupun penyumbatan got. Saat musim hujan, sungai ini tidak bisa menampung air dan mengalirkan air dengan lancar sehingga air pun meluber dan menggenangi pemukiman warga.
Dampak banjir bagi kesehatan masyarakat antara lain:
(1) Air benjir banyak mengandung kuman dan bakteri sehingga menimbulkan gatal serta iritasi kulit.
(2) Karena banjir, air minum warga terkadang terkontaminasi bakteri sehingga menyebabkan sakit perut dan diare.

b. Bagaimana cara Anda menerapkan prinsip kesehatan lingkungan dalam mengatasi permasalahan sampah Anda?

Pembahasan:
Sampah memang bagian yang tak lagi bermanfaat bagi manusia, namun hal ini bukanlah alasan untuk diabaikan. Kebersihan menyumbangkan nilai besar dalam tataran estetika. Di sisi lain, sampah yang tak terkelola dengan baik akan memperburuk sanitasi yang berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Sampah yang berasal dari makhluk hidup (organik) sangat cepat mengalami pembusukan, selain menimbulkan aroma tak sedap juga menjadi tempat berkumpulnya mikroorganisme yang belum tentu bersahabat dengan manusia. Hal tersebut dapat memicu munculnya penyakit dan menimbulkan masalah kesehatan. Masalah ini apabila dikelola dengan bijak tentu tidak akan merugikan, bahkan bisa memberikan nilai tambah dengan pemanfaatan kembali barang-barang yang dapat di daur ulang serta.

4. Sebagai seorang guru, Anda dapat merancang kegiatan belajar mengajar di kelas untuk mengatasi permasalahan sampah, dan dapat merancang sistem penyelesaian sampah di sekolah.

a. Bagaimana peran Anda sebagai guru kelas dalam merancang kegiatan belajar mengajar untuk mengatasi permasalahan sampah!

Pembahasan:
Di sekolah dasar, belum ada satu materi yang membahas mengenai sampah secara mengkhusus. Sebagai guru, kita dapat menyelipkan materi mengatasi sampah ini dalam kegiatan pembelajaran yang kita rancang. Kita bisa mengajak siswa untuk membersihkan kelas sebelum memulai pembelajaran. Kita juga bisa menyelipkan materi memilah sampah saat mendapat materi lingkungan. Selain itu, dalam pelajaran SBdP kita bisa mengajak siswa untuk mengolah sampah untuk dijadikan kerajinan maupun kesenian. Dalam pembelajaran kita membiasakan siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.

b. Kendala dalam Pendidikan Lingkungan Hidup ialah pelaku pendidik (Pendidik) dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan masih rendah. Buatlah suatu sistem penyelesaian sampah di sekolah Anda sebagai konsekuensi Anda sebagai Pendidik?

Pembahasan:
Sebagai pendidik dalam menyelesaikan masalah sampah di sekolah dengan edukasi dan keteladanan. Edukasi dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan mengenai pengolahan sampah dengan 3R. Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang sampah). Pengetahuan mengenai bagaimana mengelola sampah yang baik dan benar. Mereka diberikan pengetahuan dalam memilah sampah organik dan anorganik. Dan yang terpenting adalah keteladanan. Guru harus memberikan keteladan kepada siswa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah dengan benar.
Selain itu, sistem penyelesaian sampah di sekolah yang saya ingin bangun adalah mewujudkan sekolah nol sampah. Langkah-langkah yang saya ambil:
(1) Meminta kantin sekolah untuk menjual makanan yang menggunakan kemasan organik atau menjual makanan tanpa sampah plastik.
(2) Meminta siswa untuk membawa bekal dari rumah dengan kotak makanan.
(3) Meminta siswa untuk membawa bekal minum dengan menggunakan botol air minum. Untuk mengurangi sampah plastik botol kemasan.
(4) Jika ketiga hal di atas dilakukan, maka sekolah tidak akan ada sampah plasti. Untuk sampah organik (daun), sekolah bisa membangun lubang daur sampah yang digunakan untuk menampung sampah-sampah organik untuk dijadikan kompos. Pengolahan kompos ini juga melibatkan siswa, sehingga mereka memperoleh pengalaman langsung agar bisa diterapkan di rumah.

Demikian Soal Pendidikan Lingkungan Hidup (PEBI4223) dan Pembahasan Tahun 2022. Semoga bermanfaat.

Responses (33)

  1. WEBSITE TER THEEEE BESSSSTTTTTT untuk mahasiswa/siswi UT.
    sangat sangat loppe lopee lopeee bangettt dahhh
    kamsaaaaaaahaamidaaaaaaa

  2. 2. Luas lahan landfill Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah suatu kota sekitar 30 hektar. Jumlah penduduk di kota tersebut sekitar 3 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk 0,5% per tahun. Volume sampah yang dihasilkan 4.400 m3 per hari.
    a. Simpulkan kemampuan lahan TPA tersebut dalam mendukung timbunan sampah tersebut?

    Jawab :
    Menurut Persyaratan Teknis Penyediaan Pengoprasian Penutupan atau Rehabilitasi TPA pada kota besar dan metropolitan harus sesuai dengan metode lahan urug saniter (sanitary landfill), sedangkan kota kecil minimal menggunakan lahan urug terkendali (controlled landfill).
    Evaluasi kesesuaian lahan diperlukan sebagai tolak ukur penentuan lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, dengan evaluasi tersebut dapat menentukan wilayah mana yang sesuai dengan kondisi lahan TPA sampah yang mencakup parameter fisik dari wilayah tersebut, dan dapat pula mengetahui lokasi mana yang sesuai untuk dikembangkan sebagai lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah (Noviyanti, 2013).
    Peraturan menteri pekerjaan umum republik indonesia nomor 03/prt/m/2013 tentang penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga,
    Tentang Persyaratan SPA atau TPA, Pasal 31 ayat 2, Bahwa :
    SPA skala kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan teknis seperti:
    a. luas SPA lebih besar dari 20.000 m2;
    b. produksi timbulan sampah lebih besar dari 500 ton/hari
    c. penempatan lokasi SPA dapat di dalam kota;
    d. fasilitas SPA skala kota dilengkapi dengan ramp, sarana pemadatan, sarana alat angkut khusus, dan penampungan lindi;
    e. pengolahan lindi dapat dilakukan di SPA atau TPA; dan
    f. lokasi penempatan SPA ke permukiman terdekat paling sedikit 1 km.
    Dengan ketentuan peraturan Mentri PU, kota tersebut bisa dikatagorikan masih memenuhi syarat apa yang ditetetapkan oleh Pemerintah

    Mungkin ini bisa Membantu Kakak yg no 2.a.

  3. JAWABAN NO 2. A
    Daya Tampung TPA = 30 Hektar = 300,000 m2

    Tinggi rencana timbunan perkiraan = 10 Meter

    Kemapuan daya Tampung TPA = 30,000 m2 x 10 m = 3,000,000 m3

    Tahun Pertama =

    Jumlah sampah perhari dengan 3 juta jiwa = 4,400 m3 = 0,00147 m3 / orang

    Volume Sampah 1 bulan = 4,400 m3 x 30 Hari = 132,000 m3

    Volume Sampah 1 tahun = 4,400 m3 x 365 Hari = 1,606,000 m3

    Maka

    Sisa Volume TPA pada tahun pertama = 3,000,000 m3 – 1,606,000 m3

    = 1,394,000 m3

    Tahun Kedua =

    pertambahan penduduk 0,5 % x 3,000,000 jiwa = 15,000 orang

    Jumlah penduduk tahun kedua = 3,015,000 orang

    Volume Sampah harian tahun kedua = 3,015,000 orang x 0,00147 m3 sampah / orang

    = 4,432 m3 sampah / hari

    Sisa Volume TPA / Sampah per hari = 1,394,000 m3 / 4,432 m3

    = 315 Hari

    Kesimpulan Kemampuan Daya Tampung TPA kota A = 680 Hari

    = 1 Tahun 10 Bulan 15 Hari

    1. Kesimpulan, tidak layak digunakan sebagai TPA ya. Karena lahan TPA minimal bisa menampung sampah sampai 5 tahun. Sedangkan daya tampung lahan tersebut kurang dari 2 tahun…

  4. jawaban No 2. A.) Kemampuan dari lahan landfill kurang cukup untuk menampung lahan sampah karena luas tanah 30 hektar = 3000 meter3 sedangkan volume sampah yang dihasilkan 4400 meter3 perhari = 44 hektar. Dan laju penambahan penuduk semakin melimpah setiap tahunnya.

  5. Disajikan data hasil belajar pada PTK dengan judul “penerapan model pembelajaran Problem Based
    Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD
    No Nilai Frekuensi Nilai x
    Frekuensi
    Persentase
    (%)
    1 95 4 360 12,5
    2 90 5 450 15,7
    3 85 2 170 6,3
    4 80 5 400 15,7
    5 75 5 375 15,7
    6 70 3 210 9,4
    7 65 3 195 9,4
    8 60 5 300 15,7
    Jumlah 32 2460 100
    Rata-rata 76,88
    Keterangan: KKM = 70
    Data hasil belajar yang diperoleh siswa tergolong masih kurang. Dari skor ideal 100, skor perolehan ratarata mencapai 76,88%.
    Berdasarkan hasil analisis data di atas, lakukanlah refleksi apa yang menjadi penyebab banyak siswa
    yang gagal mencapai KKM!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *