Hai adik-adik kelas 6 SD, berikut ini Osnipa akan membahas materi mengenai Menuliskan dan Meringkas Isi Pidato Yang Didengar. Semoga bermanfaat.
Menuliskan dan Meringkas Isi Pidato
Pidato adalah suatu kegiatan berupa ucapan dengan susunan yang baik untuk menyampaikan gagasan kepada orang banyak.
Pidato bertujuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti kemauan atau maksud kita dengan suka rela.
Pidato juga merupakan suatu kegiatan untuk berorasi di depan umum.
Cara menentukan Isi Pidato
1. Kenali Bagian/Unsur Pidato
Unsur-unsur pidato meliputi: pembuka, isi, dan penutup.
a. Pembuka
Berisi:
- Salam Pembuka: salam untuk memulai pidato
- Sapaan: sapaan kepada audien
- Puji Syukur: ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Isi
Berisi:
- Isi Pidato: topik/pokok pembicaraan, tujuan pidato dan kalimat-kalimat penyemangat atau penjelasan yang berhubungan dengan tema.
c. Penutup
Berisi:
- Penutup pidato: rangkuman, ajakan, dan ucapan terima kasih.
- Salam Penutup: salam untuk mengakhiri pidato
2. Simak Setiap Unsur Pidato yang Kita Dengar
a. Konsentrasi saat mendengarkan pidato.
b. Pahami setiap kata dan kalimat yang disampaikan pembicara
3. Simpulkan dan Tentukan Isi Pidato yang Kita Dengar
a. Tuliskan isi pidato yang kita dengar.
b. Buatlah ringkasan dari isi pidato tersebut.
Pidato Hidup Rukun Dan Damai
1. Tuliskan isi pidato yang didengar!
2. Buatlah ringkasan isi pidato yang didengar!
Pembahasan:
Isi Pidato:
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya tidak pernah bisa hidup sendiri, manusia perlu hidup bersosialisasi baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat bahkan lingkungan berbangsa dan bernegara serta lingkungan dunia internasional.
Tapi dalam hidup bersosial itu terkadang menghadapi berbagai macam masalah, karena persinggungan kepentingan, karena perbedaan pendapat yang cenderung pada akhirnya bisa mengusik kerukunan dan kedamaian.
Kita ditakdirkan memiliki bangsa yang sangat besar, bangsa yang luar biasa beraneka ragamnya namun bangsa kita sekarang sedang diuji kedewasaannya, bukan lagi diuji dari penjajahan namun diuji dari diri kita sendiri. Kita telah bersepakat menjadi bangsa yang berbhineka, para pendahulu bangsa ini telah mewariskan kepada kita bagaimana mereka walau berbeda tapi tetap bisa berjuang bersama, mengalahkan ego mereka, mengalahkan keangkuhan akan keakuannya menjadi kebersamaan dalam keberagaman.
Dari sabang sampai merauke tak terhitung kita memiliki banyak suku, ratusan bahasa dengan varaian dialeknya, bermacam-macam warna kulit dan coraknya, berbeda-beda agama dan keyakinanya.
Kita telah berbeda tidak dari hari kemarin saja, namun sejak ratusan tahun yang lalu, sejak Indonesia belum dilahirkan, sejak pancasila belum dirumuskan. Namun kita telah tetap bersatu melahirkan bangsa yang besar ini. Bangsa yang tidak homogen seperti bangsa-bangsa lain di dunia.
Kita sekarang sedang diuji dalam perbedaan, kita menghujat saudara kita karena berbeda keyakinan, kita menuding saudara kita karena berbeda suku, kita menghina saudara kita karena berbeda warna kulit. Jika terus saja ini dibiarkan maka tidaklah mustahil bangsa ini akan terkoyak dengan perang saudara, bangsa kita terpecah, negara ini menjadi negara yang terkotak kotak dan saling menikam.
Jangan biarkan itu terjadi, jika ingin Indonesia masih ada, jika ingin merah putih selalu berkibar, tidak hanya di lembah hutan dan ngarai, tapi didalam lubuk hati setiap anak bangsa dari Aceh hingga Papua.
Mari kita rapatkan tangan kita kembali, bergandengan bersama, kita rajut kembali tali persaudaraan sebangsa. hingga kita menjadi bangsa yang besar mengalahkan bangsa-bangsa lain. Kita tegap berdiri menyatakan bahwa kita adalah “Bangsa Indonesia”. Jayalah Indonesiaku.
Ringkasan isi pidato:
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Tapi dalam hidup bersosial, terkadang menghadapi berbagai masalah. Sebagai bangsa yang besar dan beraneka ragam, kita sekarang sedang diuji untuk mengalahkan ego. Dari dahulu bahkan sebelum Indonesia Merdeka dan sebelum Pancasila dirumuskan, kita sudah berbeda baik dari suku bangsa, bahasa, warna kulit, maupun agama dan keyakinan. Namun pendahulu bangsa ini telah mewariskan kepada kita mengalahkan keangkuhan akan keakuannya menjadi kebersamaan dalam keberagaman. Kita sekarang sedang diuji dalam perbedaan. Jika terus saja ini dibiarkan maka tidaklah mustahil bangsa kita akan terpecah. Jangan biarkan itu terjadi, jika ingin Indonesia masih ada, mari kita rapatkan tangan merajut kembali tali persaudaraan. Mari tegap berdiri menyatakan bahwa kita adalah “Bangsa Indonesia”.
Demikian pembahasan mengenai Menuliskan dan Meringkas Isi Pidato Yang Didengar. Semoga bermanfaat.