Akurat dan Terpercaya

Mengapa Pihak penjajah Belanda tidak dapat diusir hanya dengan peperangan?

Mengapa Pihak penjajah Belanda tidak dapat diusir hanya dengan peperangan?

Hai adik-adik kelas 6 SD, berikut ini Osnipa akan membahas materi Mengapa Pihak penjajah Belanda tidak dapat diusir hanya dengan peperangan? Semoga bermanfaat.

Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Jalur Diplomasi

Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak perjuangan Bangsa Indonesia untuk memulai hidup sebagai negara merdeka.

Namun, sebagai bangsa yang baru merdeka, ternyata tantangan dan hambatan masih ada. Terutama dari pihak penjajah Belanda yang tidak menerima kemerdekaan Inonesia. Dan masih berusaha untuk menjajah kembali Indonesia.

Kedatangan pihak Sekutu yang ingin melucuti senjata tentara Jepang, ternyata diboncengi juga oleh tentara Belanda, yang punya maksud untuk berkuasa kembali.

Rakyat dan tentara bersatu padu mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sehingga terjadilah perang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan:

  • Perjuangan secara fisik atau perjuangan dengan mengadakan perlawanan dengan senjata/perang.
  • Perjuangan secara diplomasi atau melalui jalur perundingan.

Perjuangan mengangkat senjata oleh rakyat dan tentara Indonesia terjadi di beberapa kota besar di Indonesia:

1. Pertempuran Medan Area

Penyebab terjadinya pertempuran Medan Area adalah karena pihak Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal T.E.D Kelly ingin menguasai Kota Medan.

Pasukan Sekutu datang ke kota Medan pada tanggal 9 Oktober 1945, diboncengi oleh Pasukan NICA Belanda.

Pasukan Sekutu memasang papan yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area” atau batas resmi wilayah Medan di berbagai wilayah pinggiran Kota Medan untuk menghadang dan membatasi gerak pemuda setempat.

Pertempuran Medan Area berakhir 15 Februari 1947, setelah KOmite Teknik Gencatan senjata memerintahkan penghentian kontak senjata.

2. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa atau Palagan Ambarawa adalah peristiwa perlawanan yang dilakukan rakyat kepada Sekutu yang berada di Ambarawa, Semarang bagian Selatan, Jawa Tengah.

Pada 26 Oktober 1945 tentara Sekutu yang tiba di Magelang berdalih akan mengevakuasi tahanan perang, namun mereka justru menduduki Magelang. Terjadilah pertempuran antara pasukan TKR resimen Magelang pimpinan Letkol M.Sarbini dan Sekutu.

Pertikaian tersebut mereda setelah diadakan perundingan antara Ir. Soekarno dan Brigjen Bethell di Magelang pada 2 November 1945 untuk membahas mengenai gencatan senjata dan menyepakati penyelesaian pertikaian pada peristiwa Ambarawa.

3. Bandung Lautan Api

Tentara Sekutu yang dipimpin oleh Jendral Hawtorn memasuki Bandung pada Oktober 1945, dan mereka dibonceng oleh tentara NICA pimpinan Kapten Gray.

Sekutu bertujuan untuk melucuti para tentara Jepang dan membebaskan tawanan Belanda serta Eropa. Kolonel McDonald langsung memerintahkan dan menuntut agar laskar pejuang, polisi dan TKR menyerahkan senjata pada tentara sekutu yang berada di bawah komandonya dan mengultimatum Gubernur Jawa Barat untuk mengosongkan Kota Bandung dari penduduk dan tentaranya.

Karena ultimatum tersebut, mendorong TRI (Tentara Republik Indonesia) melakukan operasi “Bumi Hangus” yang dikenal dengan sebutan “Bandung Lautan Api” pada tanggal 23 Maret 1946.

4. Pertempuran Surabaya

Pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan Sekutu dari Brigade 49 di bawah pimpinan Brigadir Jendral A.W.S Mallaby mendarat di Surabaya.
Pada tanggal 30 Oktober 194 pertempuran kembali terjadi dan menewaskan Jendral A.W.S Mallaby.

Pada taggal 9 November 1945 Inggris mengeluarkan ultimatum yang dimana berisi ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut dan udara apabila orang -orang Surabaya tidak menaati perintah Inggris.

Pada 10 November 1945 pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang dimulai dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintah Surabaya dan lantas mengarahkan sebanyak 30.000 infanteri, pesawat terbang, tank, dan kapal perang.

Perjuangan secara diplomasi atau melalui jalur perundingan

1. Perundingan Linggarjati

Perundingan ini ditanda tangani pada tanggal 25 Maret 1947 di Linggarjati, Cirebon. Pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, Muhamad Rum, dll. Pihak Belanda dipimpin oleh Willem Schermerhorn, Van Mook

Isi perundingan Linggarjati:
(1) Pengakuan secara de facto wilayah RI
(2) Kerjasama pembentukan RIS (Sumatera, Jawa, Madura)
(3) Dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai Ketua

Pada tanggal 15 Juli 1947 Belanda tidak mengakui hasil perundingan ini. Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan agresi militer ke-1

2. Perjanjian Renville

Perjanjian ini dimulai tanggal 8 Desember 1947 dan ditanda tangani pada tanggal 17 Januari 1948 di Kapal US Renville.
Pihak Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifudin. Pihak Belanda dipimpin oleh Gubernur Jenderal Van Mook.

Isi perjanjian Renville:
(1) Wilayah Indonesia yang diakui Belanda hanya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera.
(2) Tentara Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerah kekuasaan Belanda (Jawa Barat dan Jawa Timur).
(3) Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan kepalanya Raja Belanda.

Hasil perjanjian Renville sangat merugikan Indonesia, karena wilayahnya semakin sempit.

3. Perundingan Roem-Roijen

Perjanjian ini dimulai tanggal 14 April 1949 dan ditanda tangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes Jakarta.
Pihak Indonesia dipimpin oleh Mohammad Roem. Pihak Belanda dipimpin oleh Herman Van Roijen.

Isi Perjanjian Roem-Roijen:
(1) Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya.
(2) Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar
(3) Pemerintahan Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
(4) Tentara Belanda akan menghentikan agresi militer dan membebaskan tawanan perang.

Hasil perjanjian Roem-Roijen ini menguntungkan kedua belah pihak, sehingga dilanjutkan dengan Konferensi Meja Bundar.

4. Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag Belanda, tanggal 23 Agustus 1949 – 2 November 1949. Pihak Indonesia dipimpin oleh Drs. Muhammad Hatta. Pihak BFC dipimpin oleh Sultan Hamid II. Pihak Belanda dipimpin oleh Johannes Henricus Van Marseveen.

Isi perjanjian Konferensi Meja Bundar:
(1) Kerajaan Nederland menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yang sepenuhnya kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat lagi dan tidak dapat dicabut, dan karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat.
(2) Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-ketentuan pada Konstitusinya, rancangan konstitusi telah dipermaklumkan kepada Kerajaan Nederland.
(3) Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949

Soal Latihan Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Jalur Diplomasi

1. Mengapa Pihak penjajah Belanda tidak dapat diusir hanya dengan peperangan?

Pembahasan:
Karena kekuatan senjata tentara Indonesia belumlah cukup untuk mengusir penjajah Belanda. Negara Indonesia juga perlu mendapat dukungan Internasional untuk dapat diakui secara de facto dan de jure dari negara-negara lain.

2. Jelaskan tujuan utama tentara sekutu datang ke Indonesia!

Pembahasan:
Untuk melucuti senjata tentara Jepang

3. Sebutkan 4 contoh perjuangan secara fisik dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia!

Pembahasan:
(1) Pertempuran Medan Area
(2) Pertempuran Ambarawa
(3) Bandung Lautan Api
(4) Pertempuran Surabaya

4. Jelaskan yang dimaksud perjuangan secara diplomasi!

Pembahasan:
perjuangan yang dilaksanakan melalui perundingan-perundingan

5. Jelaskan hasil-hasil perundingan Linggarjati!

Pembahasan:
Hasil perundingan Linggarjati:
(1) Pengakuan secara de facto wilayah RI
(2) Kerjasama pembentukan RIS (Sumatera, Jawa, Madura)
(3) Dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai Ketua

6. Perundingan apakah yang paling merugikan bagi pihak Indonesia? Jelaskan alasanmu!

Pembahasan:
Hasil perjanjian yang paling merugikan bagi pihak Indonesia adalah perjanjian Renville. Hasil dari perjanjian Renvile membuat wilayah Indonesia sangat sempit hanya terdiri atas Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera.

7. Apakah perjuangan secara diplomasi bermanfaat bagi kemerdekaan Indonesia? Jelaskan alasanmu!

Pembahasan:
Perjuangan secara diplomasi bermanfaat bagi kemerdekaan Indonesia. Dari beberapa perjanjian yang dilakukan, akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dan kedaulatan Republik Indonesia.

Demikian pembahasan mengenai Mengapa Pihak penjajah Belanda tidak dapat diusir hanya dengan peperangan? Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *