Akurat dan Terpercaya

Kongres Perempuan Indonesia Kelas 5 SD

Kongres Perempuan Indonesia Kelas 5 SD

Hai adik-adik kelas 5 SD, berikut ini Osnipa akan membahas materi mengenai Kongres Perempuan Indonesia Kelas 5 SD.

Ananda, pada pembelajaran sebelumnya kita telah belajar tentang kongres perempuan Indonesia. Setelah dilaksanakannya Kongres Sumpah Pemuda, kemudian kaum perempuan juga mengadakan Kongres Perempuan Indonesia.

Tujuan diadakannya kongres ini untuk mempersatukan seluruh organisasi perempuan saat itu didalam suatu badan federasi tanpa memandang latar belakang agama, politik dan kedudukan sosial dalam masyarakat.

Mari kita simak video berikut ini untuk lebih memperjelas pegetahuan Ananda tentang kongres perempuan Indonesia!

Kongres Perempuan Indonesia

Permpuan memiliki peran penting dalam kehidupan. Melalui perempuan, sosok pemimpin bangsa dilahirkan. Selain itu, perempuan juga ikut berjuang dalam upaya meraih dan mempertahankan kemerdekaan.

Pada era penjajahan, perempuan Indonesia memang tak mendapatkan haknya dengan baik. Mereka ditindas oleh penjajah, mendapat perlakuan yang tak manusiawi, juga mendapatkan siksaan.

Memasuki era 1910-an, berbagai organisasi pergerakan di Indonesia mulai bermunculan. Mereka mulai menyadari akan perlunya berjuang untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan.

Saat itu, kaum perempuan juga mulai memberanikan diri untuk berkumpul, menyatakan pendapat, dan berorganisasi.

Perempuan mulai menyadari pentingnya persatuan. Perasaan senasib dan sepenanggungan menjadi landasan mereka untuk berjuang mencapai tujuan bersama.

Kongres Perempuan Indonesia I yang diadakan hanya dua bulan setelah Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Tujuan diadakannya kongres ini untuk mempersatukan seluruh organisasi perempuan saat itu di dalam suatu badan federasi tanpa memandang latar belakang agama, politik, dan kedudukan sosial dalam masyarakat.

Kongres perempuan ini menjadi puncak dari kesadaran berorganisasi kaum perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya yang tertindas oleh kolonialisme Belanda. Hal utama yang dibahas dalam kongres adalah tentang pendidikan, perkawinan, dan perlindungan perempuan dan anak-anak.

Kongres perempuan Indonesia diprakarsai oleh tujuh organisasi wanita:

  1. Wanita Taman Siswa
  2. Wanita Utomo
  3. Jong Islamieten Bond Dames Afdeeling
  4. Jong Java Dames Afdeeling
  5. Wanita Katholik
  6. Putri Indonesia

Kongres perempuan Indonesia berlangsung tiga kali.

  1. Kongres perempuan Indonesia I di Yogyakarta (22-25 Desember 1928)
  2. Kongres perempuan Indonesia II di Jakarta (20-24 Juli 1935)
  3. Kongres perempuan Indonesia III di Bandung (23-27 Juli 1938)

Setelah kongres pertama, juga dilakukan Kongres ke II dan ke III. Momen yang paling berkesan adalah ketika dilaksanakannya kongres ke III pada 22 sampai 27 Juli 1938 di Bandung. Berawal dari situlah, diputuskan untuk menghargai jasa-jasa tentang perempuan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu.

1. Bagaimana perlakuan hak perempuan pada era penjajahan?

Pembahasan:
Pada era penjajahan, perempuan Indonesia memang tak mendapatkan haknya dengan baik. Mereka ditindas oleh penjajah, mendapat perlakuan yang tak manusiawi, juga mendapatkan siksaan.

2. Apa peranan kongres perempuan Indonesia?

Pembahasan:
Kongres perempuan ini menjadi puncak dari kesadaran berorganisasi kaum perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya yang tertindas oleh kolonialisme Belanda.

3. Keputusan apa yang ditetapkan untuk menghargai jasa-jasa tentang perempuan pada kongres perempuan Indonesia III di Bandung?

Pembahasan:
Untuk menghargai jasa-jasa tentang perempuan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu.

Demikian pembahasan Osnipa mengenai Kongres Perempuan Indonesia. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *