Hai Bapak/Ibu guru, di bulan September-Oktober 2021, kita akan mengikuti Asesmen Nasional (AN). Asemen Nasional terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survey Karakter, dan Survey Lingkungan Belajar. Untuk membantu mempersiapkan peserta didik dalam mengikuti Asesmen Kompetensi Minimum, Osnipa kali ini akan membahas Bentuk Soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Asesmen Nasional (AN). Semoga bermanfaat.
Ruang Lingkup Asesmen Kompetensi Nasional (AKM)
Ruang lingkup pengembangan soal AKM meliputi Numerasi dan Literasi membaca peserta didik di kelas 2, 4, 5, 6, 8, 10, dan 11. Pengembangan soal dibagi ke dalam 6 level, yaitu:
- level 1 (kelas 1—2)
- level 2 (kelas 3—4)
- level 3 (kelas 5—6)
- level 4 (kelas 7—8)
- level 5 (kelas 9—10)
- level 6 (kelas 11—12).
Setiap kompetensi yang diukur dalam setiap level dituangkan ke dalam framework literasi dan numerasi. Framework menggambarkan learning progression. Pada literasi membaca terdapat kompetensi dan subkompetensi dengan peningkatan kompetensi sesuai dengan jenjang/level, sedangkan pada numerasi terdapat domain dan subdomain dengan disertai level kognitif yang perlu dikuasai peserta didik pada setiap level.
Bentuk Soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Bentuk soal AKM bervariasi, yaitu pilihan ganda (PG), pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian, dan esai atau uraian.
1. Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dengan beberapa pilihan jawaban. Peserta didik diminta menjawab soal dengan memilih satu jawaban benar dari beberapa pilihan jawaban yang disediakan. Jumlah pilihan jawaban untuk soal kelas 1 sampai dengan kelas 3 sebanyak 3 pilihan (A, B, C), kelas 4 sampai dengan kelas 9 sebanyak 4 pilihan (A, B, C, D), dan kelas 10 sampai dengan kelas 12 sebanyak 5 pilihan (A, B, C, D, E).
Penulisan soal pilihan ganda harus memenuhi kaidah penulisan soal PG, yaitu dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Dari segi materi, konsep harus benar, kunci hanya satu, dan pilihan jawaban harus homogen dan logis. Dari segi konstruksi, pokok soal dan pilihan jawaban harus jelas dan tidak menimbulkan pengertian ganda, informasi yang dituliskan hanya yang diperlukan, pilihan jawaban tidak menggunakan kalimat “semua jawaban di atas salah/benar”. Dari segi bahasa, soal harus memenuhi kaidah bahasa Indonesia.
2. Pilihan Ganda Kompleks
Soal pilihan ganda kompleks terdiri atas pokok soal dan beberapa pernyataan yang harus dipilih peserta didik dengan memberi tanda centang (✓) pada kotak yang disediakan di depan setiap pernyataan yang dianggap sesuai dengan permasalahan pada pokok soal, pada kolom Ya/Tidak, pada kolom Benar/Salah, atau pilihan lain yang sesuai.
Pemberian skor berdasarkan kompleksitas dari pernyataan dan jumlah pilihan jawaban. Apabila jumlah pernyataan 3-5 dan pilihan jawaban 2 (benar – salah, ya – tidak, berubah – tidak berubah, atau lainnya), penskoran 1 atau 0. Artinya, diberi skor 1 bila semua jawaban benar, diberi skor 0 bila ada jawaban salah.
Apabila jumlah pernyataan lebih dari 5 dan pilihan jawaban lebih dari 2 (hewan – tumbuhan – mikroorganisme, pagi – sian – malam, kota – kabupaten – kecamatan – desa, hijau – merah – kuning – biru – oranye, atau lainnya), penskoran 2 1 0. Diberi skor 2 bila menjawab, semua benar, diberi skor 1 bila salah 1 atau 2, diberi skor 0 bila salah lebih dari 2.
3. Menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan mengukur kemampuan peserta tes dalam mencocokkan, menyesuaikan, dan menghubungkan antardua pernyataan yang disediakan. Soal ini terdiri atas dua lajur. Lajur pertama (sebelah kiri) berupa pokok soal dan lajur kedua (sebelah kanan) berupa jawaban. Jumlah jawaban sebaiknya lebih banyak daripada jumlah pokok soal di sebelah kiri.
4. Isian atau jawaban singkat
Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol. Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara itu soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.
5. Esai atau uraian
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Pada soal uraian disediakan pedoman penskoran yang merupakan acuan dalam pemberian skor. Jawaban peserta didik akan diskor berdasarkan kompleksitas jawaban.
Skor penuh atau skor tertinggi diberikan pada jawaban yang memenuhi semua kriteria/kunci jawaban benar. Skor sebagian diberikan pada jawaban yang kurang memenuhi kriteria/kunci jawaban benar. Jawaban salah diberi skor 0, sedangkan tidak menjawab atau kosong diberi kode 9.
Pemberian skor baik soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, maupun isian singkat dilakukan secara objektif. Sementara itu, untuk soal uraian, penskoran dilakukan oleh penskor dengan mengacu pada pedoman penskoran. Pedoman penskoran dibuat oleh penulis soal ketika menulis soal. AKM diadministrasikan menggunakan komputer. Distribusi soal AKM berdasarkan bentuk soal disajikan dalam tabel berikut.
Bentuk Soal AKM Survey Nasional AKM Kelas (dilaksanakan oleh guru di kelas Objektif Pilihan Ganda (hanya 1 jawaban benar) 20% 20% Pilihan Ganda Kompleks (memberi tanda cek (√) dalam kotak, beberapa pernyataan yang dijawab ya-tidak/benar-salah, dll), jawaban benar lebih dari 1 60% 40% Menjodohkan 10% 10% Isian singkat/Jawaban singkat (angka, nama/benda yang sudah pasti) 5% 5% Non-objektif (esai/uraian) 5% 25%
Demikian pembahasan Bentuk Soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Semoga bermanfaat.